11 ETIKA GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN 14 ETIKA GURU TERHADAP ANAK DIDIK DALAM PANDANGAN KH. HASYIM ASY’ARI
Assalamu'alaikum wr.wb. selamat sore dan
salam sejahtera untuk guru-guru seluruh indonesia dimanapun anda berada....
sangat penting untuk diketahui berikut
adalah informasi terbaru infokemendikbud.com tentang inilah etika guru dalam pandangan kh. hasyim asy’ari.
Selama ini, nama KH. Hasyim As’ary dikenal sebagai sosok ulama besar dari Jawa Timur, pahlawan Nasional dan pendiri jam’iyyah Nahdhatul Ulama (NU). Akan tetapi, belum banyak yang mengetahui bahwa beliau adalah tokoh dan pemikir dalam dunia pendidikan.
Selama hidupnya, selain betindak sebagai pengesuh pesantren, ternyata Beliau juga menulis kitab panduan pendidikan dan pengajaran yang dapat selalu “hidup” untuk diteladani bagi dunia pendidikan modern.
Mutiara pemikiran KH. Hasyim dalam bidang pengajaran tertuang dalam kitab Adab Alim wal Muta’alli. Melalui tulisan singkat ini, saya ingin menggali buah pikir beliau etika guru dalam mendidik.
Selama hidupnya, selain betindak sebagai pengesuh pesantren, ternyata Beliau juga menulis kitab panduan pendidikan dan pengajaran yang dapat selalu “hidup” untuk diteladani bagi dunia pendidikan modern.
Mutiara pemikiran KH. Hasyim dalam bidang pengajaran tertuang dalam kitab Adab Alim wal Muta’alli. Melalui tulisan singkat ini, saya ingin menggali buah pikir beliau etika guru dalam mendidik.
K.H. Hasyim Asy’ari menggunakan kata ‘alim untuk menyebut pengajar atau seorang guru. Istilah ‘alim yang digunakan oleh K.H. Hasyim Asy’ari menggambarkan sosok orang yang benar-benar telah memahami ilmu yang akan diajarkannya.
Secara tinjauan makna bahasa ‘alim berasal dari kata ‘alima yang berarti mengetahui. Dan mu’allim adalah orang yang mengajarkan ilmunya. Jadi kata ‘alim dapat dimaknai sebagai sifat pribadi yang melekat pada seseorang sebagai ahli ilmu, sedangkan mu’allim adalah profesi yang dilakukan didalam menyampaikan ilmunya (mengajar).
Secara tinjauan makna bahasa ‘alim berasal dari kata ‘alima yang berarti mengetahui. Dan mu’allim adalah orang yang mengajarkan ilmunya. Jadi kata ‘alim dapat dimaknai sebagai sifat pribadi yang melekat pada seseorang sebagai ahli ilmu, sedangkan mu’allim adalah profesi yang dilakukan didalam menyampaikan ilmunya (mengajar).
Adapun etika guru terhadap anak didik mencakup empat belas etika yang harus diperhatikan oleh guru didalam memperlakukan anak didiknya, dalam pandangan K.H. Hasyim Asy’aridilakukan dengan cara:
- menyampaikan ilmu dengan niat semata-mata mencari ridlo Allah,
- selalu memberikan motivasi tentang keharusan ketulusan niat dalam belajar,
- mencintai anak didiknya sebagaimna mencintai anak kandungnya,
- menyampaikan pelajaran sesuai kemampuan anak didiknya,
- bersungguh-sungguh dalam menyampaikan ilmunya,
- mengevaluasi hasil belajar anak didik,
- memberikan nasehat baik terhadap anak didik terhadap semua kesulitan yang dialami,
- tidak pilih kasih terhadap anak didik, memperhatikan kehadiran anak didik,
- menjaga keharmonisan dalam hubungan dengan anak didik, selalu memberi semangat tentang kepentingan belajar,
- memperhatikan alasan ketidak hadiran anak didiknya,
- bersikap tawadlu’ terhadap anak didik,
- memberi apresiasi terhadap kelebihan atau keutamaan yang dimiliki anak didiknya.
Adapun etika guru dalam pembelajaran, diarahkan oleh K.H. Hasyim Asy’ari untuk diterapkan dengan sebelas etika, dengan rincian sebagai berikut:
- suci dari hadats (berwudlu’),
- berdo’a dalam perjalanan kala mau mengajar,
- mengucap salam (serta menjaga wibawa dihadapan anak didik),
- mengatur tempat duduk agar dapat terakomodir oleh semua anak didik,
- didahului dnegan membaca al-qur’an terlebih dahulu sebelum pelajaran yang lain,
- menyampaikan pelajaran secara bertahap (disertai penjelasan yang gambalang dan baik),
- mengatur britme suara sesuai dnegan kebutuhan (disertai memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya),
- menjaga stabilitas suasaan kelas,
- mmenghindari perselisihan dikelas,
- mengarahkan anak didik untuk tidak ngoto berpendapat,
- mengajar dengan hujjah yang benar (bilang tidak tahu,
- jika memamng tidak tahu).
Dari keseluruhan etika ini, tampaknya K.H. Hasyim asy’ari ingin menjelaskan bahwa guru yang baik adalah guru yang memiliki kredibilitas dan kapasitas sebagai seorang ‘alim dan mu’allim, memiliki kecakapan dan kewibawaan menyampaikan ilmu kepada peserta didik, serta memiliki sikap profesional pada keseluruhan aspek yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Sumber : https://nusantaranews.co/
Demikian
berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like
fanspagenya dan tetap kunjungi situs kami di www.infokemendikbud.com . Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan
teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih
atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "11 ETIKA GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN 14 ETIKA GURU TERHADAP ANAK DIDIK DALAM PANDANGAN KH. HASYIM ASY’ARI"
Posting Komentar