SETIAP SISWA UNIK, PERLAKUKAN DENGAN PENDEKATAN YANG BERBEDA

WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID -Siapa pun gurunya, tentu berharap kalau anak didik yang ada di dalam kelasnya adalah anak yang manis, baik dan pintar. Tapi kenyataannya tidak selalu demikian. Malah sering menemukan anak-anak yang susah diatur dan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Sebagai seorang guru dan wali kelas, saya pun tidak luput dengan kenyataan tersebut. Selalu saja menemukan siswa yang sering melanggar aturan, malas mengerjakan tugas, dan tidak memiliki semangat belajar di kelas. Tapi jika dibandingkan dengan siswa yang taat aturan dan memiliki prestasi sesungguhnya secara kuantitas jumahnya jauh lebih banyak.

SETIAP SISWA UNIK, PERLAKUKAN DENGAN PENDEKATAN YANG BERBEDA

Hanya perlu diakui, walaupun secara kuantitas siswa yang sering melanggar aturan, malas mengerjakan tugas, dan tidak memiliki semangat belajar jumlahnya sedikit, ternyata sangat memengaruhi suasana kelas dan menguras energi guru ketika mengajar. Bahkan bisa menjadi virus bagi teman-teman yang lainnya.

Tidak jarang hal seperti ini menjadi menjadi bahan perbincangan dan diskusi bagi para guru. Malah dalam berbagai diskusi antar guru yang berbeda bidang studi, ternyata siswa yang bermasalah tersebut umumnya adalah orang yang itu-itu juga.


Menariknya, pada titik tertentu dalam setiap diskusi, guru justru sering saling menyemangati dan membuat sebuah pernyataan bahwa memang begitulah tantangan seorang guru.

Bahkan terkadang ada juga yang sampai berkata, kalau kita hanya mengajar dan mendidik anak-anak yang baik, rajin dan pintar, apalah hebatnya seorang guru. Justru sebaliknya, ketika kita bisa sabar dan tetap tulus mendidik serta mengajar siswa yang sering melanggar aturan, malas dan kurang pintar menjadi berubah dan menemukan jalannya, itulah sesungguhnya keberhasilan sebagai seorang guru.

Sesungguhnya, masalah demikian bukanlah masalah baru. Dari dulu hingga sekarang, selalu saja ada siswa yang demikian di dalam kelas. Jika kita identifikasi permasalahannya pun, paling di seputar empat hal ini; sosialisasi yang tidak sempurna dalam keluarga, terpengaruh akibat pergaulan dengan temannya, lingkungan sekitar yang tidak kondisif dan permasalahan dalam diri seorang anak.

Sebagai pendidik, kita harus tetap optimis bahwa setiap permasalahan siswa akan bisa ditangani dan terselesaikan dengan baik. Tapi setidaknya harus benar-benar menemukan akar masalah yang sesungguhnya.

Misalnya, tidak semua siswa yang sering melanggar peraturan adalah anak yang nakal. Berdasarkan pengalaman, ternyata ada saja diantara siswa yang sedang membutuhkan perhatian. Sebab ketika di rumah anak tersebut tidak pernah mendapatkan perhatian dari orangtua. Atau ketika melanggar aturan, orangtuanya tidak pernah menegur dan peduli dengan hal tersebut. Akhirnya tindakan yang demikian terbawa ke mana-mana.

Dalam menangani hal demikian, berdasarkan pengalaman penulis, hukuman bukanlah cara yang efektif dalam menyelesaikannya. Adakalanya siswa tersebut diajak bicara empat mata. Tentu dengan pendekatan hati. Bahkan jika perlu dilakukan sinergi antara guru dengan orangtua untuk benar-benar memecahkan masalah tersebut secara bersama.

Begitu pula dengan anak yang dianggap kurang pintar, malas belajar dan mengerjakan tugas di rumah. Anak tersebut bisa saja belum menemukan motivasi belajarnya. Atau, menganggap pelajaran yang dihadapinya kurang menantang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Sebagai seorang guru harus belajar peka dengan hal ini,  dan serius menanggapi permasalahan tersebut.

Saya pun pernah membuktikannya. Ada seorang siswa secara akademik nilainya kurang baik, tetapi ketika ditantang untuk membuat karya, ternyata bisa menyanggupinya. Bahkan karyanya pun waktu itu sampai dimuat di harian Kompas versi cetak.

Belum lagi, pengalaman bertemu dengan anak yang nilainya selalu dibawah angka 3. Ternyata setelah saya ajak bicara, sesungguhnya terlihat bahwa anak tersebut pintar. Hanya butuh repot sedikit, memberi waktu khusus untuk anak tersebut. Tapi hasilnya diluar dugaan. Setiap ulangan nilainya tidak pernah lagi dibawah angka 8.

Begitu pula dengan dua anak didik di sekolah kami, selama pembelajaran tiga tahun di SMA, kedua anak tersebut sering berhadapan dengan remedial dalam berbagai pelajaran, bahkan untuk pelajaran yang berhubungan dengan jurusannya pun demikian. Tapi pada akhirnya, kedua siswa tersebut ternyata bisa diterima kuliah di kampus negeri, dan tidak tanggung-tanggung keduanya di terima di Fakultas Kedokteran. Mereka pun saat ini sudah menjadi dokter.

Itu hanyalah segelintir dari contoh nyata. Sesungguhnya masih banyak bukti lainnya. Bahwa seorang siswa yang terlihat malas, belum tentu siswa tersebut benar-benar memiliki pribadi yang malas. Seorang siswa  yang melanggar aturan, belum tentu memiliki sikap berontak dalam dirinya. Dan seorang siswa yang nilainya kurang baik, bukan berarti anak tersebut tidak pintar.

Setiap anak pasti unik adanya. Hanya seorang guru harus berani  lebih repot untuk memikirkan berbagai cara yang harus dilakukan. Jika pendekatan A tidak berhasil, maka guru pun bisa melakukan pendekatan B, C, dan seterusnya.

Disamping itu guru pun harus menyadari betul bahwa gaya belajar dan kecerdasan siswa pun berbeda-beda. Menyamaratakan metode pembelajaran dan ekspektasi terhadap seorang anak, pada akhirnya akan menghasilkan kerepotan tersendiri. Hal ini pun benar-benar harus memiliki perhatian khusus.

Di akhir tulisan ini, saya pun ingin berkata bahwa seorang guru yang memiliki keyakinan bahwa semua siswa adalah titipan Tuhan, hendaknya lebih sungguh-sungguh mendoakan anak didik kita. Kemudian menunjukkan sikap-sikap keteladanan kepada mereka. Yakinlah, dua hal itu adalah kunci utama kesuksesan dalam mendidik seorang siswa.

Sumber ; .kompasiana.com

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID,  Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "SETIAP SISWA UNIK, PERLAKUKAN DENGAN PENDEKATAN YANG BERBEDA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel