DARI SAMPAH BISA KULIAH S2, MENGINSPIRASI SISWA DAN GURU

WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID -Sulaiman Sulang, S.S buktikan bahwa untuk menempuh pendidikan tidak harus menunggu memiliki uang yang banyak. Atau menunggu mendapat beasiswa. Nyatanya bermodalkan sampah, ia bisa membiayai kuliah pasca sarjana. Sule sapaan akrabnya, mengumpulkan sampah setiap hari agar bisa menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta Kota Malang.

Sule melihat, barang-barang bekas yang dianggap oleh masyarakat sebagai sampah, memiliki nilai ekonomis. Ia kemudian berinisiatif membuat Bank Sampah di sekolah tempatnya mengajar, SMKN 6 Malang. Tujuan utama yakni mendidik para siswa dan seluruh stakeholder untuk peduli terhadap lingkungan. Kemudian hasil dari penjualan sampah ini bisa digunakan untuk keperluan yang lain.

“Sebenarnya Bank Sampah ini pada awalnya untuk pembelajaran lingkungan namun ternyata ada nilai ekonomis yang tinggi, kemudian dikembangkan untuk keperluan peserta didik,” ungkap Sule.

Bank Sampah di SMKN 6 Malang ini kali pertama digagas pada tanggal 30 September 2016. Terinspirasi dari pengelolaan sampah untuk kegiatan Adiwiyata. Di mana rekening tabungan awal saldo hanya Rp 150 ribu, hingga tiga tahun berjalan saldo tersebut tidak ada perubahan sama sekali. Lantas nilai edukasi apa yang ingin diberikan kepada siswa apabila program berjalan hanya ketika ada event atau kompetisi saja.


Bermodalkan semangat tanpa batas, Sule berusaha membuat sebuah gerakan untuk mengembangkan sampah tersebut menjadi besar. Ketika sudah ada ruangan untuk pengelolaan ia mensosialisasikan kepada siswa dan wali murid, dari situ respons positif mulai muncul.

“Dan penerapan menabung sampah inilah yang menjadi nilai edukasi sebenarnya, selain mengurangi penumpukan sampah dan pencemaran lingkungan juga memberi nilai ekonomi untuk siswa tersebut membayar SPP,” urainya.

Dua tahun berjalan tentu banyak kendala yang dihadapi, terutama terkait perspektif masyarakat, yang tidak hanya berupa dukungan namun juga cibiran menohok. Tak jarang mereka menilai sekolah yang megah tersebut mengajari siswanya untuk memulung. Namun cemoohan seperti itu tak lantas menyurutkan semangat Sule. Sebagai penggagas, ia utetap mengembangkan Bank Sampah yang selama ini memberikan nilai edukasi peduli lingkungan pada warga sekolah SMKN 6 Malang.

“Meskipun kalimat tersebut sering saya dengar dan cukup menyakitkan namun kembali lagi pada tujuan awal yakni murni memberikan edukasi bukan pencitraan,” tegasnya.

Respons masyarakat yang kontra ini justru dijadikan api semangat untuk terus mengelola Bank Sampah dengan lebih baik. Berbanding terbalik, justru dengan adanya Bank Sampah tersebut, sekolah sering mendapat kunjungan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan menarik perhatian Perguruan Tinggi Jepang untuk melakukan penelitian.

Meski sempat mendapat kritikan dari masyarakat sekitar namun seiring berjalannya waktu mulai banyak warga sekolah yang mulai peduli terhadap lingkungan dan ikut serta menabung sampah. Hingga kini nasabah yang sudah tergabung sebesar 1.970 orang dan yang aktif menabung sekitar 900 nasabah.

“Bahkan dari yang awalnya belum menabung sampah sekarang sudah mulai banyak guru dan siswa yang menabung sampah,” jelas dia.

Berdasarkan pemantauannya, setiap paginya selalu ada saja siswa yang menabung sampah terutama siswa kelas X. Tanpa dipaksa kesadaran ini sudah mulai tertanam kepada mereka sehingga nantinya tidak hanya di lingkungan sekolah namun juga mampu menjadi pegiat lingkungan dimana ia tinggal di dalam masyarakat.

Dari keseluruhan nasabah yang telah menabung sampah uang yang terkumpul secara keseluruhan mencapai Rp 25 juta. Memang dari segi uang terlihat sedikit, lantaran dalam sekali kirim dengan berat mencapai 1 ton, uang yang didapat hanya sekitar Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta. Namun apabila dilakukan secara konsisten maka akan memberi manfaat yang luar biasa.

Bahkan Sule mencontohkan manfaat ekonomi yang didapatkan yakni dengan komitmen yang tinggi menabung sampah, ia dapat membayar biaya SPP di jurusan Magister Administrasi Publik STIA Malang.

“Rencananya saya juga ingin kuliah program doktor dengan sampah,” ungkapnya sembari tersenyum.
Banyaknya manfaat dari Bank Sampah ini juga menarik Sule untuk menulis sebuah buku berjudul “Pedoman Pengelolaan  Bank Sampah Sekolah”. Buku ini diperuntukkan bagi lembaga pendidikan yang ingin mendalami pengelolaan sampah.

“Buku tentang Bank Sampah banyak dipakai oleh sekolah di seluruh Indonesia, saat ini sedang proses cetak ulang untuk yang ketiga kalinya,” tutupnya. (linda apriyani setia ningsih/ary)

Sumber : www.malang-post.com


Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID,  Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "DARI SAMPAH BISA KULIAH S2, MENGINSPIRASI SISWA DAN GURU"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel