CERPEN | AKU SEORANG GURU YANG GAGAL

WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID -Siang ini aku mendadak demam, badanku panas tinggi, kepalaku sakit sekali. Tubuhku tidak bisa diajak kompromi sepertinya, padahal jadwal mengajar agak padat hari ini. Aku harus mengajar anak didikku dari pukul 14.30 hingga pukul 20.00. Banyak materi yang belum sampai, padahal ujian semester sebentar lagi. Aku paksa tubuh ini berdiri, namun tidak kuat. Alhasil, aku harus meliburkan murid -- muridku.

 Aku raih handphone ku yang berwarna pink dan ku buka group whatsapp, aku info kan kepada murid murid ku bahwa hari ini les libur.

"Assalamualaikum Wr. Wb. Mohon maaf sekali ya nak, untuk les hari ini libur dulu untuk semua kelompok dikarenakan Ibu sedang sakit. Terimakasih."

 Usai mengetik teks tersebut, aku matikan handphone dan langsung meraih obat turun panas, lalu lanjut tidur. Aku berharap saat bangun nanti kondisiku bisa membaik.

Pukul 16.30 aku terbangun, alhamdulillah pusing dan panas tubuhku agak mereda. Aku bangun keluar kamar, hendak mengambil air wudhu, aku belum menunaikan shalat ashar. Usai shalat ashar, aku masih duduk diatas sajadahku. Masih lengkap memakai mukena berwarna coklat ini. Aku meraih handphone ku dan ku nyalakan data seluler ku. Pesan whatsapp langsung pada masuk, grup bimbelku pun ramai akan chat nya anak anak. Ku baca satu persatu pesan mereka dalam menanggapi informasiku tadi. 

 Kepalaku tiba tiba agak sakit kembali, ah lebih tepatnya bukan kepala ding tetapi hati. Ya, hatiku agak sakit ketika membaca chat nya anak anak di grup whatsapp. Kenapa? Karena dari 30 siswa ku hanya ada satu siswa saja yang mengucapkan "semoga lekas sembuh bu" yang lainnya? Boro -- boro mendo'akan , malah ada yang ngambek karena les aku libur kan.  Kebanyakan dari mereka menanyakan kapan bisa les lagi. 


Aku tidak menginginkan simpati dari anak didikku, aku juga tidak mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Aku hanya sedikit miris dengan adab anak -- anak kita sekarang. Aku rasa, mereka sudah kehilangan rasa simpati dan kepedulian terhadap orang lain. Mereka cenderung memikirkan diri sendiri, mungkin memang bukan hal yang besar menurut kalian, namun jika hal kecil seperti ini tidak di soroti lalu bagaimana dengan hal -- hal besar di kemudian hari? Ah, mungkin memang aku yang salah. Mungkin aku terlalu sensitif sore ini.  

Aku abaikan chat mereka di grup, pening kepalaku. Aku menelepon temanku, dia seorang guru juga. Guru matematika di sebuah sekolah menengah atas di daerah Blora, Jawa Tengah.

"Halo, Assalamualaikum"
"Walaikumussalam, sedang apa Rin, lagi sibuk tak?"
"ini sedang santai Win, Tumben tiba -- tiba telpon, ada apa?"
"aku lagi jengkel nih Rin. Aku lagi sakit Rin, lalu les nya anak -- anak aku liburkan dua hari. Eh, bukannya mereka peduli akan kondisiku namun malah ngambek dan bertanya kapan bisa les lagi, ada juga yang ngeyel minta masuk karena PR nya banyak. Bukannya aku tidak mau membantu mereka, hanya saja tidak bisakah mereka menggunakan bahasa yang lebih sopan atau setidaknya sedikit peduli dengan membalas semoga lekas sembuh terlebih dahulu? Mereka bukan siswa SD lagi Rin, mereka siswa SMP dan SMA. Sudah tahu sopan santun seharusnya. Menurutmu apakah aku yang salah karena terlalu sensitif Rin?"

"hmmmm, aku paham bagaiman perasaanmu Win. Aku rasa, murid murid jaman sekarang memang kurang rasa menghargai dan menghormati akan orang lain. Aku pun merasa demikian.  Kemarin saat aku mengajar di kelas 12 IPS, aku menegur salah seorang siswa yang malah main handphone saat aku menjelaskan. Eh bukannya HP nya disimpan tapi malah melawanku dengan menjawab begini Win " Jangan terlalu banyak mengatur saya Bu. Saya sekolah disini tuh Bayar"

"Astaga Rin. Muridmu keterlaluan itu. Tidak memiliki sopan santun sama sekali terhadap Ibu Guru nya. Pendidikan moral anak -- anak harusnya lebih bisa ditingkatkan"

"iya Win, aku ingin emosi saat itu, namun ku tahan. Aku pikir hal ini karena ketergantungan anak -- anak terhadap handphone , karena di sosial media kan banyak video atau postingan yang contentnya merusak moral siswa."
"iya Rin, ah seandainya anak -- anak tahu, bagaimana hancurnya hati seorang guru ketika diperlakukan demikian. Kita kan bukan robot yang tugasnya hanya memberi soal kepada siswa, namun lebih jauh dari itu. Ingin melihat siswa cerdas dan bermoral baik"
"yasudah, mari kita doakan siswa kita dan hati kita agar bisa tabah ya? Hehehe, eh  aku shalat dulu ya Win"
"hehe iya, yasudah shalat dulu. Assalamualaikum"
"walaikumussalam"

Cerita Rina, temanku waktu kuliah dahulu ternyata lebih menyedihkan. Ah, aku pun sedih melihat kondisi ini. Mungkin memang ini semua salahku, salah seorang guru. Aku merasa menjadi guru yang gagal. Mungkin aku kurang perhatian dengan muridku, sehingga aku tidak bisa membentuk pribadi yang baik bagi mereka. Mungkin juga aku dan teman -- teman guru yang lain terlalu sibuk memaksa murid agar pintar materi pelajaran saja, dan mengesampingkan masalah moral. Ah, wahai murid -- muridku. Seandainya kalian membaca ini, Ibu meminta maaf ya jika ibu tidak bisa menjadi guru yang baik. Maaf.

Namun, dibalik kekurangan ibu, bolehkan Ibu meminta satu hal? Ibu minta kalian agar lebih bisa peduli dengan orang lain, mulailah dari hal kecil. Contohnya, komen status teman kalian yang sedang bersedih . orang yang bersedih lalu membuat status di sosial media, sejatinya mereka hanya butuh perhatian, bukan judge. Biasakanlah, menyapa orang lain ketika berada dijalan atau dimanapun. 

Tersenyumlah meski tidak kenal. Percayalah, hal itu akan membawa perubahan besar bagi kita. Bukankah Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah? Namun, ibu merasa telah kehilangan hal itu. Sering tiap ibu berpapasan dengan kalian, kalian banyak yang sengaja pura -- pura tidak melihat atau bahkan sibuk memegang handphone kalian. Apa salah ibu nak? 

Bukankah Ibu tidak pernah memukul atau bahkan menyakiti kalian? Ah, yasudahlah. Biarlah Ibu Guru ini kalian anggap tidak ada, yang jelas kami menyayangi kalian dan mendoakan kesuksesan untuk kalian semua anakku. Maafkan gurumu yang gagal ini. Semua ini mungkin memang salah kami.

Sumber : kompasiana.com

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID,  Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "CERPEN | AKU SEORANG GURU YANG GAGAL"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel