DICIBIR GARA-GARA MURIDNYA PEMULUNG,KISAH GURU TAK BERGAJI INI...

WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID -Satu di antara pondasi untuk menata kehidupan yang lebih baik adalah melalui pendidikan.

Apabila berbicara soal pendidikan, maka hal itu tak lepas dari peran guru yang menjadi motor jalannya pendidikan tersebut.


Potret guru di Kota Bandung tak jarang terselip kisah perjuangan di dalamnya hingga ikhlas tidak bergaji sama sekali.

Contohnya, seorang guru di SMP Terbuka Firdaus yang hadir bermula kegiatan belajar mengajar di selasar Masjid pada 2006 lalu.

Guru SMP Terbuka Firdaus, Galoeh Andi Wahjoeni (55) menceritakan saat kali pertama bersama dengan 12 orang guru sukarelawan merasa prihatin dengan kondisi anak-anak sekitar yang tidak mampu mengenyam pendidikan lanjutan.

Mengajar pun dilakukan di pelataran Masjid Nurul Hidayah, Jalan Dirgantara, Cisaranten Endah, Arcamanik, Kota Bandung.


"Murid saat itu hanya 20 anak-anak. Semua tidak mampu dan rata-rata anak pemulung. Belum menggunakan seragam dulunya. Kalau mau belajar dalam kondisi bau karena pulang dari mulung. Ini yang kami edukasi pelan-pelan," ujar Galoeh, kepada Tribun Jabar, di SMP Terbuka Firdaus, Jalan Paralayang nomor 2 Arcamanik, Kota Bandung.

Perempuan kelahiran Pasuruan, Jawa Timur itu mengatakan perlahan-lahan setelah terus diberikan pemahaman murid-muridnya kala itu mulai berubah.

Aktivitas sehari-hari jadi pemulung dilakukan seusai sekolah. Menurutnya, proses mendidik dan mengajar secara gratis itu mengalami dinamika hingga kini guru yang tersisa hanya dua orang.

Galoeh menuturkan alasan terus bertahan untuk mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah agar ingin menjadi bermanfaat dan memberikan pendidikan yang layak. Selain itu, dari dulu dirinya memang menyukai anak-anak.

"Saya dulu pengen anak banyak. Pas anak kedua saya lahir suami saya sakit. Akhirnya memutuskan tidak menambah lagi. Ternyata doa saya dikabulkan bisa merasakan punya anak banyak disini," kata alumni Universitas Gajah Mada tersebut.

Ibu dari dua anak itu mengatakan berkeinginan mengajar tidak untuk mencari uang semata. Tetapi, untuk menambah keperluan kehidupan sehari-hari kini dirinya berjualan jus jantung sehat dari mulut ke mulut.

Sehingga mendidik dan mengajar baginya bagian dari hobi. Terlebih kini suami yang kerja di Jakarta dan kedua anaknya yang sudah kerja di Jakarta dan Karawang.

"Karena mengajar gampang tidak punya tanggung jawab. Kalau mendidik semua aspek kehidupannya menjadi lebih baik, santun, dan beriman. Itu yang tengah kami lakukan," ujarnya seraya menceritakan pernah membuka bimbingan belajar (Bimbel) di rumah untuk mencari uang.

Galoeh mengatakan proses aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut tidak mengalami usaha yang mulus.

Bahkan, saat awal sekolah dibuka memperoleh respon negatif dari warga sekitar. Pasalnya, stigma yang melekat bahwa anak-anak didiknya yang mayoritas pemulung.

"Dulunya dilingkungan setempat sering terjadi kehilangan. Anak-anak dituduh yang melakukannya," ujarnya seraya dengan mata berkaca-kaca.

Galoeh menuturkan tugas mereka untuk memberikan pemahaman yang mana baik dan buruk kepada anak-anak sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

"Pernah ada anak yang mengambil buah-buahan yang berada dilingkungan setempat. Setelah itu tuduhan-tuduhan dialamatkan pada sekolah. Walaupun pada akhirnya kehilangan sepatu di masjid dan sepeda hilang tidak terbukti," katanya.

Galoeh mengatakan untuk warga sekitar terus mendatangi memberikan penjelasan bahwa sekolah mendidik murid agar menjadi lebih baik. Melalui cara mendatangi satu persatu serta melibatkan warga setempat dalam kegiatan disekolah tersebut.

"Walau pun hingga kini tantangan itu masih ada. Tapi kami bersyukur tuduhan yang dialamatkan tidak benar," ujarnya.

Menurutnya, bersyukur kini lulusan dari SMP Terbuka Firdaus dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Melalui kerja sama dengan Komunitas Mataharikecil dan Dewan Kemakmuran Masjid setempat bisa meneruskan ke SMK dan SMA. Bahkan hingga kuliah di universitas negeri.

"Yang sudah sarjana dua orang di UIN Bandung. Kini pun yang kuliah ada juga empat orang. Setiap bulan kami masih ketemu. Senang masih bisa mengikuti mereka yang bisa kuliah dan sudah kerja," katanya.

Sumber : tribunnews.com

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID,  Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "DICIBIR GARA-GARA MURIDNYA PEMULUNG,KISAH GURU TAK BERGAJI INI..."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel