Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya secara zahir dan batin, maka pasti dia akan mewarisi barakah ilmu sang guru

Assalamu'alaikum wr.wb. selamat malam dan salam sejahtera untuk guru-guru seluruh indonesia dimanapun anda berada...
mari simak informasi terbaru infokemendikbud.com berikut ini tentang artikel yang sangat bermanfaat untuk guru-guru semua...



“Aku adalah budak (hamba sahaya) bagi orang yang mengajariku walau hanya satu huruf” (Sayyidina Ali r.a.).
Harus diakui bahwa orang-orang Muslim di masa lampau sangat menghormati gurunya. Bahkan disebut guru karena seseorang dianggap patut digugu (dituruti) karena ilmunya yanh bermanfaat dan ditiru karena perilakunya yang mulia.

Tingginya penghormatan terhadap guru erat kaitannya dengan ajaran Islam yang mementingkan ilmu pengetahuan. Sehingga para ulama sangat takzim kepada guru-gurunya, walau kadang ada yang berbeda pendapat. Sampai-sampai seorang sahabat Nabi SAW, Sayyidina Ali r.a. pernah mengemukakan bahwa dirinya laksana hamba bagi guru yang walaupun mengajarkan hal-hal kecil.

Sikap yang sepatutnya ditampilkan seorang Muslim ketika berhadapan dengan ahli ilmu (guru), terlebih lagi ahli dalam ilmu agama, adalah hormat, memuliakannya (ikram), dan bila perlu melayani keperluannya (khidmah). Demikianlah akhlak seorang Muslim terhadap ulama, apalagi jika ia sedang atau pernah berguru langsung kepada sang guru.

Memuliakan guru atau orang yang telah mendidik kita, mengagungkannya, bahkan melayaninya merupakan sikap para salaf. Mereka melakukan hal itu karena mengharap keberkahan ilmu sang ulama turut pula mengalir padanya.

Seorang ulama pernah bertutur, "Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya dan menghormatinya secara zahir dan batin disertai keyakinan pada sang guru, mengamalkan ajarannya, dan bersikap dengan perilakunya maka pasti dia akan mewarisi barakah ilmu sang guru."

Pada masa lampau, mereka yang memuliakan guru atau ulama bukan saja para pelajar. Namun, para pemuka bahkan khalifah dan raja-raja melakukan hal serupa.

Mereka itu pun mewariskan sikap demikian kepada anak keturunannya. Iman, ilmu, dan adab memang tidak bisa diwariskan begitu saja dari orang tua ke anak, namun harus disertai keteladanan dari orang tua.

Syekh Az-Zarnuji dalam Ta'lim Al-Mut'allim mengisahkan, suatu saat Khalifah Harun Ar-Rasyid mengirimkan putranya kepada Imam Al-Ashma'i, salah satu ulama besar yang menguasai bahasa Arab untuk belajar ilmu dan adab. Di sebuah kesempatan, Harun Ar-Rasyid menyaksikan Al-Ashma'i sedang berwudhu dan membasuh kakinya sedangkan putranya menuangkan air untuk sang guru.


Demikian yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat untuk kita semua.
silahkan baca berita terbaru guru DISINI

Belum ada Komentar untuk "Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya secara zahir dan batin, maka pasti dia akan mewarisi barakah ilmu sang guru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel